Wednesday, August 28, 2019

Link State Routing


Link State Routing

Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma Distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi. Link-state advertisement (LSA) adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. Ada beberapa titik berat yang berhubungan dengan protokol link-state, antara lain:

a. Processor overhead
b. Kebutuhan memori
c. Konsumsi bandwidth

Router-router yang menggunakan protokol link-state membutuhkan memori lebih dan proses data yang lebih daripada router-router yang menggunakan protokol Distance vector. Router link-state membutuhkan memori yang cukup untuk menangani semua informasi dari database, pohon topologi dan tabelrouting.

Pada protokol routing link state, router akan memilih sendiri jalur untuk menuju ketujuannya. Router tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik (best pathway) melalui router tetangganya. Dari router tetangganya itulah router mempelajari routing dan mencari jalur terbaik melalui router tetangganya itu.

Protokol routing link state memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami perubahan
b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami perubahan
c. Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan link state refreshes
d. Menggunakan “hello packet” untuk mencari router tetangga

Hello packet terkirim hanya pada router tetangga. Hellopacket berisi informasi tentang jaringan yang terhubung.
Fitur-fitur dari protokol routing link state:

a. Link State Advertisements (LSA)

Adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. LSA akan dikirim antar router. LSA akan dikirim ke router yang terhubung langsung. Saat terjadi perubahan jaringan. Sebagai contoh jika ada router yang mati, maka routeryang terhubung langsung akan meng-update LSAnya. Masing-masing router membangun database topologi yang berisi informasi LSA.

Link state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan menggunakan alamat multicast. Kemudia router yang mendapatkan informasi perubahan itu akan mengirimkan lagi updatenya ke router tetangga yang terhunbung langsung. Namun informasi LSA ini tidak akan terkirim lagi ke si pengirim pertama.

b. Topologi database

Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul. Disini informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi tentang interface yang terhubung langsung. Bisa berupa IPAddress dari interface itu, subnetmask, jenis dari jaringan yang terhubung, bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan lain-lain. Kumpulan database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari database ini bisa digunakan untuk menghitung jalur terbaik pada jaringan.

c. Algoritma Shortest Path First (SPF)

Adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari SPF tree. Dari algorithma SPF dan database tadilah, maka akan dibuat tree (pohon) dengan routeritu sendiri sebagai root. Router kemudian akan menggunakan SPF untuk mengetahui jalur mana yang paling pendek untuk mencapai tujuan. SPF juga bias disebut dengan algorithma Dijkstra.

d. SPF tree

Telah dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk sebuah percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur terbaiknya. Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalur mana yang pendek dan yang terbaik.

e. Penentuan jalur terbaik pada routing table, baik jalurnya maupun portnya.

Routing table adalah daftar rute dan interface. Saat terjadi perubahan jaringan (network) maka routingtable pun akan berubah. Di tabellink state inilah sebuah router mempelajari router tetangganya, beserta router yang ada di jaringan.


Dari pembahasan diatas bias disimpulkan proses dari linkstate adalah sebagai berikut. Awalnya router akan mengirimkan hello packet secara priodik. Dari hello paket inilah akan tercipta LSA. LSA akan mengetahui jaringanmana yang mati atau hidup. Saat sebuah router mati, maka LSA dari router yang terhubung langsung dengan router yang mati itu, akan segera meng-update LSAnya. Dari LSA ini, informasi yang didapatkan akan dibuatkan database-nya dan akan dilanjutkan ke router tetangga. Agar router tetangga mengetahui tentang perubahan jaringan.

Tidak seperti protokol distance vector, protokol link state membangun dan mempelajari jaringan setiap router yang terhubung denagn sangat baik. Hal ini dilakukan pada saat pengiriman LSA. Setiap router akan mempelajari sebuah router tetangganya dari database LSA. Setelah LSA ter-update, maka SPF algoritma akan mempelajarinya dan menghitung jumlah metrik yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.Informasi ini akan digunakan untuk mengupdate routing table. Table routing akan berubah manakala ada router yang mati.

Dalam link state juga menggunakan triggered update. Dimana tidak perlu menunggu waktu tertentu untuk meng-update tabelrouting. Jadi, saat jaringan mengalami perubahan, maka linkstate akan langsung meng-update tabelrouting-nya. Hal ini akan mempercepat adanya penyatuan jaringan tanpa harus menunggu sejumlah waktu tertentu.

Di dalam algoritma routing link state memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Link state akan bersatu dalam Shortest Path First (SPF) protokol.
b. Link state akan mempelajari database yang sangat rumit dari topologi jaringan
c. Linkstate dibuat berdasarkan algorithma Dijkstra

Router akan mempelajari database dari topologi jaringan yang terdapat dari LSA. Kemudian dari LSA itu akan dibuat SPF algoritma. Algoritma SPF akan menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun logical topologi sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link state internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute. Daftar rute-rute terbaik dan interface yang digunakan telah di data dalam tabelrouting.

Kelebihan link state protokol :

a. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan
b. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan akan menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu
c. Masing-masing router sudah memiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang akan digunakan
d. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan
e. Ukuran databaselinkstate dapat di perkecil dengan memperhatikan bentuk jaringan. Disini, linkstate mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur yang paling pendek dan yang terbaik
f. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama masih dalam satu jaringan
g. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variable-lenght Subnetmasking (VLSM)

Kerugian dari link state protokol :

a. Membutuhkan banyak memory dan processor
b. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti
c. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state
d. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa mengganggu proses pengiriman data

sudah jelas? saya harap jelas dan bisa dipahami :D
terimakasih sudah membaca post ini, baca juga ya post selanjutnya ;



No comments:

Post a Comment

DMZ (Demilitarized Zone)

DMZ adalah kependekan dari Demilitarized Zone, suatu area yang digunakan berinteraksi dengan pihak luar. Dalam hubungannya dengan jaringan...